rain: kin adalah DILAN-ku tahun 2020.
- prolog -
"Tak peduli seindah apa rupamu. Tak peduli seberapa banyak yang kamu miliki. Bagiku, kamu adalah kamu. Dengan kesederhanaan dan caramu yang membuat duniaku lebih sempurna".
-rain
- chapter 1 -
Namaku Raina, mereka biasa memanggilku dengan sebutan Rain. Katanya, karena aku sangat menyukai hujan. Bahkan saat aku lahir, tepat pada saat hujan turun. Aku berjenis kelamin perempuan, dan tadi baru saja selesai hujan-hujanan.
Aku lahir di Jakarta Selatan, 10 november 2002. Tapi aku dibesarkan di Bekasi. Saat ini aku menginjak kelas 3 SMA dan bersekolah di salah satu SMA Negeri yang Berprestasi, disini.
Aku mengikuti program CIBI, dan mengambil program BI (Bakat Istimewa) Seni, jurusan IPA.
Banyak hobi yang ku jalankan, salah satunya membaca, dan aku suka sekali membaca novel karya Pidi Baiq. aku mengoleksi novelnya dari tahun 2014-2016, dengan judul Dilan 1990, Dilan 1991 dan Milea.
Aku suka dengan ceritanya. Selain karena ceritanya bagus dan romantis, tokoh yang diperankan dilan juga unik, sikap Dilan kepada Milea dan orang tuanya, serta cara Dilan menyikapi setiap masalah yang dihadapi, juga cara Dilan dalam berbahasa.
Entah gaya apa, pokoknya kalau Dilan bicara, bahasa Indonesianya cenderung agak Melayu dan nyaris seperti baku. Seperti bahasa Melayu Lama yang biasa digunakan oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
Akhir-akhir ini suara dari tokoh Dilan sedang trending di sosial media. Ada dua orang yang pernah ku dengar suaranya. Aku suka, suara mereka memang mirip, tapi aku tidak tertarik untuk mencarinya ataupun mengejarnya. Bahkan aku dapat id salah satu orang yang suaranya mirip tokoh Dilan itu. Namun ku abaikan, tapi jika aku dapat id Iqbaal Ramadhan ga mungkin ku abaikan, hahaha.
Tahun ini, tahun yang cukup sulit. Banyak hal yang terjadi, termasuk wabah penyakit covid-19. Semuanya harus berjalan dengan cara online. Sekolah online, belanja online, semuanya deh. Awalnya ku pikir, libur 2 minggu sangat menyenangkan di bulan maret. Ternyata jadi membosankan, karena sudah kelebihan 7bulan, hehehe.
Tapi, dari disinilah ceritaku dimulai.
sabtu, 19 september 2020
Dalam sebuah grup di salah satu aplikasi hijau yang dikembangkan oleh perusahaan jepang.
11.17 PM
/Faiz invited Dilan to the group/
11.17 PM
/Dilan join the group/
Awalnya anggota grup mengira Dilan adalah bot. tapi ku jelaskan kalo Dilan itu manusia, karena bang Fariz bilang itu kawannya.
"Rame, hehe." ucap Dilan.
"Iya, salam kenal ya. aku, Rain." balasku pada Dilan.
Kin namanya. Berjenis kelamin laki-laki, dan bernapas menggunakan paru-paru, layaknya seekor paus. Kelahiran Batam, 14 april 2001. Berstatus mahasiswa dan biasa dipanggil Dilan, karena suaranya mirip sekali dengan tokoh Dilan.
Dia tipe orang yang bebas dan lepas mau bicara apa saja. Dia juga ga jaim sama sekali. romantisnya sebelas duabelas dengan Dilan. Dia juga humoris, selalu buat aku bahagia dan tertawa, paling tidak, tersenyum. Dia asik, ga monoton, ga ngebosenin dan selalu punya banyak topik.
Menurutnya, komunikasi itu penting. Meski hanya membahas perbincangan yang gaterlalu penting untuk dibahas. Dia pernah bilang, pasti akan monoton kalo ngobrol hanya sekedar tanya udah makan belum, atau lagi ngapain.
Dia juga paling bisa buat mood aku terbang tinggi disaat badmood melanda, dan buat aku rindu tiap hari. Dia orang yang setiap hari buat aku senyum-senyum sendiri. Dia selalu luangin waktu sebanyak dan sebisa mungkin buat aku, sesibuk apapun dia. Dia juga selalu usaha, selagi dia bisa, pasti dia lakuin. Dia orang yang mandiri dan patuh kepada orang tuanya. Dia manja, tapi manjanya cuma ke aku. Aku tau dia pecemburu, meski dia selalu bilang kalo dia ga pandai cemburu.
Aku ga pernah kepikiran atau bahkan sekedar membayangkan kalo aku akan dapat tokoh Dilan di dunia nyata.
Rasanya, aku seperti menjadi orang yang paling beruntung di bumi.
"@dilan hy pak, sini naik." ujar bang Fariz.
Saat itu kita sedang call group.
"hii." balas Dilan.
"Dilan cari Milea ga?" Ani menambahkan.
"Engga wkwk." jawabnya.
"Mahal banget si aa Dilan." balas Ani kembali.
Kita call cukup lama waktu itu. Sampai sekiranya pukul 12 dini hari, Dilan mengirim voice note ke group. Akhirnya aku turun call demi mendengar suara Dilan.
Ya seperti yang ku jelaskan di awal, aku suka sekali dengan Dilan. Bahkan suaranya. Jadi, berhubung katanya suaranya mirip sekali dengan Dilan, ya aku dengerin lah.
Suaranya tidak begitu terdengar, terbanting suara gitar yang ia mainkan saat itu.
Tidak lama dari itu, Dilan join call group.
Ternyata memang benar, suaranya mirip sekali dengan dilan, jadi wajar saja dia di panggil Dilan.
Dengan suaranya yang mirip dilan, anggota grup yang join call malam itu, menyuruhnya untuk menirukan gaya bicara Dilan.
Lalu, ia menirunya.
minggu, 20 september 2020
8.21 PM
| group voice call started |
Seperti biasa, kita berbincang banyak hal. Sampai akhirnya Dilan join call.
Satu demi satu kalimat ia keluarkan, sampai akhirnya dibalas gombalan oleh Bilqis dan Fita. Aku?ya hanya mendengarkan.
Yang awalnya biasa saja, jadi agak panas suasananya, saat Bilqis dan Fita mulai merebuti tuk melontarkan gombalan-gombalan mereka masing-masing kepada Dilan.
| di group chat |
"Demi apa cewe-cewe di atas pada rebutan ngegombal." ucap bang Fariz di grup.
"Demi apa?" balas Halimah.
"Aku si, no." lontarku.
"@rain kamu bagian ketawa aja ya." balas Halimah padaku.
"Aku bagian menyayanginya aja, ya Dilan? @Dilan. wkwkwkw." candaku.
"Ah massa buktinya sekalinya ngegombal kane banget." saut bang Fariz."
"AHAHAHAHAHA ITU GA GOMBAL. GA BULLSHIT." balasku.
"Kalo gombal biasanya bullshit." lanjutku.
"haha." jawab Dilan.
Anggota grup yang lain sedang asik gombalin Dilan, sedangkan aku hanya diam saja. Sampai pada akhirnya, bang Fariz menyapa.
"Rain, diem aja." ucapnya.
"Hah?iya bang. Ini lagi dengerin mereka, lucu." jawabku.
"Terpesona ya sama Dilan?" lanjut bang Fariz.
"Hah?apasi bang. Aku gabisa gombal. Lagian tadikan aku bilang, biasanya gombal itu bullshit." jawabku sambil tertawa kecil.
Sampai akhirnya, aku mengeluarkan kalimat-kalimat yang ada dipikiranku untuk membalas rangkaian kalimat yang Dilan sampaikan.
"Dilan, coba duet dialognya Dilan dan Milea, sama Rain." lontar bang Fariz.
"Boleh, mana dialognya." jawabku.
"Bentar di cari dulu." balas Dilan padaku.
/dialog dikirim ke chat group/
Akhirnya aku duet dialog dengannya. Kata mereka, suaraku mirip Milea. Kebetulan, aku memang hapal nada bicaranya Milea.
senin, 21 september 2020
Tidak sadar, sudah dini hari. Sampai akhirnya call group hanya tersisa 4 orang, yaitu aku, Dilan, bang Fariz, dan Bilqis.
1.30 AM
| di chat |
"Turun."
"Tapi diam-diam."
"Cepet."
"Jangan bilang, aku yang suruh." suruh Dilan.
"Iya, Dilan." jawabku sambil pamit turun call group.
| voice call.. | -22:54-
Jujur aku kaget banget saat itu, Dilan nge-call aku tiba-tiba. Tidak ada tanya ataupun basa-basi sebelumnya. Aku, suka.
| di call |
"Jangan bilang siapapun kalo aku call kamu ya." ucap Dilan.
"Kenapa?" tanyaku.
"Nanti yang lain pada chat dan call aku. Gasuka, risih."
"Nanti kalo mereka call, aku block." tegasnya.
"Aku ga di block?" tanyaku.
"Engga, kan aku yang telepon." jawabnya.
Aku hanya tersenyum, tanpa membalas satu katapun.
Dia cerita padaku, katanya, sosial media-nya pasti rame sekalinya dia buat konten suaranya yang mirip Dilan itu. Pasti langsung banjir direct message.
Sampai-sampai, dia hapus akun sosial medianya beberapa kali. Katanya, dia gasuka dan dia risih. Mungkin, merasa terganggu. Kasian, Kin..
Hahahaha.
Disaat orang lain mencari ketenaran, seberusaha mungkin menaikan nama-nya agar dikenal orang banyak, serta memanfaatkan diri supaya banyak orang yang tertarik, Kin berbeda. Ia justru tidak suka kalo banyak perempuan yang mendekati.
Dan aku, suka.
Setelah banyak berbincang, akhirnya hening.
"Dilan?"
Dilan tidak menjawab.
"Dilan, bobo?"
"Have a nice dream."
"Bobo yang nyenyak ya."
Setelah itu, aku berniat menulis Diary. Aku memang sering menulis Diary, entahlah, aku suka.
Dear Diary,
Saat itu aku pertama kali mengenalmu. kata pertamamu dan suaramu membuatku terpesona akan dirimu. Aku tidak perlu banyak waktu, memikirkanmu, itulah yang aku lakukan sejak pertama kali aku mengenalmu.
-rain
Aku pun menutup Diary itu, lalu merebahkan tubuhku di atas tempat tidur, menatap langit-langit kamarku yang berwarna putih polos, lalu bergumam,
"Perasaan apa ini?"
Tidak lama dari itu, mataku terpejam.
Pagi hari, saat aku membuka mata, aku langsung teringat akan Diary semalam. Lalu aku melihat buku Diary-ku, aku tidak habis pikir, kenapa aku bisa jatuh hati padanya.
"Rain menyukai Dilan, mungkin sekedar kagum." gumamku.
'mungkin'.
6.13 AM
| di chat |
"Sumpah aku ketiduran."
"Cape banget." ujarnya.
"Iya gapapa, Dilan." jawabku.
"Semangat kuliah online." aku melanjutkan.
"Makasihh." balasnya.
2.51 PM
| di chat |
"Semalam aku ngorok?" tanya Dilan.
"Engga, ko." jawabku.
"Kirain aku ngorok." katanya.
Hahaha, lucu. aku suka.
6.48 PM
| voice call.. | -11:29
7.08 PM
| voice call.. | -2:31
Seperti biasa, aku menulis Diary.
Dear Diary,
Terkadang, yang berawal dari kagum, bisa jadi cinta.
-rain
"Eh..?" aku tersadar.
Aku heran, kenapa aku bisa menulis seperti itu.
"Kaka." panggil Bunda.
"Iya. Kenapa, Bun?" sautku sambil berlari kecil mendatangi Bunda.
"Makan dulu sana!" ucap Bunda sambil mengelus rambutku.
"Iya, Bun."
"Yauda, sana!"
Aku lalu berjalan menuju meja makan.
Lambat, sangat lambat. Tiba-tiba aku memikirkan apa yang aku tulis di buku-ku tadi.
"Aku ini kenapa sebetulnya?" gumamku.
"Ckk, tau ah." aku mendecak kesal.
Setelah makan, aku kembali ke dalam kamar. Terus saja menatapi tulisan yang tadi ku tulis.
"Hm." aku menghela napas kasar, sambil berbaring di ranjangku.
Aku menatap langit-langit kamar, dan terus saja memastikan perasaanku.
Setelah itu, aku pergi ke balkon rumah untuk memandang bintang. Ya, seperti biasa. meski kali ini, bintang dilangit hanya ada dua.
"Kenapa ya, bintangnya cuma dua?"
Tidak lama dari itu, aku bergegas masuk kedalam kamar, lalu merebahkan tubuhku diatas ranjang. Menatap langit-langit kamarku, lalu bergumam.
"Hm, kenapa si aku ini."
"Perasaan ku, aneh sekali."
selasa, 22 september 2020
12.05 AM
"Turun." suruhnya, menyuruhku turun call group.
"Iya, Kin." jawabku.
| voice call.. | -31:52
Aku bergegas mengambil Diary-ku. gatau, rasanya aneh.
Dear Diary,
Bismillah.. Allah maha Mengetahui segala isi hati. Termasuk isi hatiku saat ini. Aku pun tidak mengerti dengan semua ini. Apa sebenarnya yang ia(Allah) rencanakan padaku. Entahlah, aku yakin bahkan sangat yakin. bahwa rencana Allah akan sangat indah :)
-rain
Aku langsung menutup buku Diary miliku, dan bersembunyi dibawah bantal.
Tidak lama dari itu..
12.44 AM
| di chat |
"Yahh mati."
"Jaringan kamu gastabil."
"Uda bobo ya?"
"Kalo aku call, nanti kamu bangun."
"Kin, uda bobo?"
"Yauda deh gapapa."
"Nanti mau aku bangunin ga?"
"Gemeshh, bobonya cepet banget, kek aku."
"Have a nice dream."
"Bobo yang nyenyak ya, Kin."
rabu, 23 september 2020
6.24 PM
| voice call.. | -1:30:09
2.03 AM
| missed call |
"Aku habis telepon temen aku. Maaf." kataku.
"Gpp, lanjut aja." jawabnya.
"Udahan teleponnya. Kamu mau telepon?"
"G." balasnya.
"Ko gitu. Tadi talking-talking." jelasku.
Dilan tidak membalas pesanku. Ku pikir dia akan marah.
Ternyata di menelepon ku beberapa menit kemudian.
7.08 AM
"Pagi, Dilan. Semangat kuliahnya hari ini." ucapku.
"Pagii." jawabnya.
"Baru bangun kamu?"
"Iyaaaa."
10.17 AM
| di chat |
"Bby." ujar Dilan.
Dalam hati, aku menggerutu.
"Perasaan apa ini?"
"Em, apa ini Cinta?"
10.24 AM
| missed call |
"Iya, by."
"Aku habis nugas, maaf. Baru kelar." jelasku.
| no answer |
10.40 AM
| missed call |
"Hm." ucap Dilan.
"Maem dulu by, dimarahin belum maem." jelasku.
"Nanti ku kabari." aku melanjutkan.
Beberapa menit kemudian.
"Ih kangen, dahlah gajadi kangen." katanya.
"Ih iya, ini uda bubuu." balasku.
"Ulu tayangg." aku membujuk.
12.29 PM
| voice call | -1:26:34
3.19 PM
| message from stories |
"Iiiii gemeshhhhh." balasanku.
Dia buat status 'Hujan'.
3.46 PM
| voice call.. | -25:52
| di chat |
"Jaringanmu, by." ujarku.
"Yahh." katanya.
"Maem aja dulu by, aku mau ngepel bentar."
Beberapa menit kemudian.
"Uda, by." kataku.
"Uda siap?" tanya Dilan.
"Uda by, uda kelar." jawabku.
"Cape ga?" tanya Dilan lagi.
"Engga, kan tiap hari nyapu ngepel." jawabku.
"Kerenn, idaman." ujarnya.
"Aamiin yaAllah." sautku.
"Mandi dulu, by."
"Iya, gihh."
"Gamau, gamau mandi."
"Kenapa gamauu, uda sore bby."
Beberapa menit kemudian.
"Iya udah bby."
"Coba mana sunn."
"Emm wangii kali bby ku." celotehku.
"Ahh wangi taii, aku lupa cebok." membalas celotehanku.
"Wahh iya betoooll, wangi ee kambing. hahahaha." menambah celotehannya.
"Ahh nanti aku wangi, jadi gamau cebok lagii." ia menambahkan.
9.01 PM
| di chat |
"Bby, dapat salam dari bunda."
| voice note |
["waalaikumsalam, bunda."] -kin.
kamis, 24 september 2020
7.19 AM
| voice call.. | -5:22:39
Dear Diary,
Suaranya yang lembut, ku dengar tadi. hatiku dibuat luluh, perasaanku dibuat tidak karuan, dan aku dibuat gugup olehnya.
-rain
8.43 AM
| missed call |
"Bby."
10.00 AM
"Iya by, maaf habis ngerjain tugas." balasku.
| no answer |
10.07 AM
| voice call.. | -2:02
2.33 PM
| voice call.. | -1:31
3.26 PM
| voice call.. | -0.46
4.38 PM
| voice call.. | -42.12
9.22 PM
| voice note |
["bby aku mancing ya, doain biar dapat banyak ikan, belut kalo boleh."] -kin.
["bukan dapat cewe, tapi dapat ikan."] -kin.
["aamiin yaAllah."] -rain.
["kalo dapet cewe ku pukul kamu, hahaha."] -rain.
["ya pukul aja cewenya, jangan pukul akunya."] -kin.
["ya pukul kamunya la, kan kamu yang mancing."] -rain.
["ya tapi kan, cewenya yang ngegoda. aku kan ga ngegoda, terus aku kepancing. yaahhh, dapet deh."] -kin.
["maafkan aku bunda, kata bunda tidak dimaafkan."] -kin.
["rasain, ga dimaafin."] -rain.
jum'at, 25 september 2020
1.53 AM
| voice call.. | -0:45
2.46 AM
| voice call.. | -1:10:57
10.52 AM
| voice call.. | -8:05:05
sabtu, 26 september 2020
12.06 AM
| voice call.. | -15.18
12.55 AM
| di chat |
"Bby, pap. rindu." katanya.
"Iii gemashhhh." ujarku.
"Kan kameranya ngeblank, by." lanjutku.
Iya, kameraku ngeblank. Jadi kalo buka kamera, ya item doang, tidak bisa digunakan untuk berfoto.
"Ku kasi foto yg ada di galeri maw taaa?" tanyaku.
| voice note |
["Mauuuuuuu."] -kin.
Dengan nada manjanya yang khas menurutku.
| send image |
"Kek babi mukaku, pink-pink." ujarku.
Entahlah, memang seperti itu adanya. Bahkan aku sering sekali di tegur guru, katanya aku pake blush on. Sampai-sampai disuru hapus pake tissue basah, tapi pas di usap, ga luntur. Ya karena memang bukan blush on.
"Mana ada! kaya bby aku." tegasnya.
"Uuuuuuu gemeshhh." balasku pada Dilan.
| voice note |
["Ya kan aku memang gemesin, gemoyyyy."] -Kin.
Jelas dilan dengan nada khas-nya.
| Rain sent a boomerang |
"Kek gini, pink-pink." jelasku pada Dilan.
| voice note |
["Ya bagus dong, jadi gaperlu jadi babi lagi, uda pink pipinya."] -kin.
| voice note |
["Pokoknya, the best deh buat bby. Bby si babi. Engga, bercanda bercanda."] -Kin.
Celotehannya membuat aku tertawa saat itu. Ga ngerti, lucu aja.
"Bby." lanjutnya.
| voice note |
["i love u."] -Kin.
Bisikannya di pesan suara yang ia kirim dadakan saat itu, membuatku merasa selalu dicintai.
Iya, katanya, ini hari bisik-bisik sedunia. hahaha.
| voice note |
["i love u too, bby."] -Rain.
Balasku membisikkan kembali, di pesan suara yang ku kirim.
3.42 AM
| missed call |
"Good sleep, bby." pesan darinya.
| voice note |
["Mimpi indah, bby."] -Kin.
["E, i love u."] -Kin.
["Mimpi indah, bby."] -Kin.
["Oiya lupa, ini kan hari bisik-bisik."] -Kin.
Bisik Dilan padaku.
["Yahh, bby jadi bangun."] -Kin.
["Tidur lagi sana!"] -Kin.
["Sanaa!"] -Kin.
["Saaaannaaaa!"] -Kin.
Suruh-nya padaku.
"Iii gemeshh."
"Loveumore."
"Tau aja, aku uda bobo." balasku pada Dilan.
Tak lama dari itu, aku pun tertidur lagi. Dan membuka pesan Dilan di pagi harinya.
| voice note |
["Uda tidur lagi sana!"] -Kin.
Suruh Dilan.
["Kan aku jadi merasa bersalah, buat bby bangun, ah."] -Kin.
Jelasnya padaku.
["Sana bobo!"] -Kin.
["Aku lupa kalo lagi bisik-bisik"] -Kin.
Bisiknya melanjuti.
| voice note |
["Pagi, bby!"] -Rain.
["Pagi juga, bby!"] -Kin.
11.20 AM
| voice call.. | -1:17:17
4.18 PM
"Bby, aku kan buat story suara kamu yang di telepon, terus iseng liatin direct message gitu kan."
Ada salah satu laki-laki yang mengirim pesan padaku, dan iseng ku baca.
| reply story |
"Yahh, tenggelem chat gua dong."
"Ternyata sudah ada jantananya."
Rasanya ingin sekali ku balas, "jantanan, memangnya aku ayam." Tapi tidak, aku hanya tertawa melihat pesan itu.
Entah kenapa, disaat aku punya pacar, laki-laki malah banyak yang mendekati. Entah siapa, entah darimana, entah bagaimana bisa mengenalku.
Tapi sewaktu aku sendiri, seakan-akan sudah tidak ada laki-laki di dunia ini. Aku merasa benar-benar sendiri.
"Hahaha." balasnya sambil mengirim stiker Dilan yang mengedipkan mata dan bersuara 'ting', lalu muncul love merah.
Setelah itu Dilan pamit padaku, ia ingin mandi dan bersiap ke rumah kawannya. Katanya, dia ingin mengerjakan tugas, sekalian membeli susu untuk adiknya.
Aku pun mengiyakan, tidak lupa memberi semangat dan juga mewanti-wanti agar dia berati-hati di jalan nanti.
Sepulang mengerjakan tugas, dia bilang sedang nongkrong dengan kawan-kawannya. Lalu mengirim voice note.
| voice note | /1:57/
| voice note | /1:19/
Ku kira dia bicara apa, karena durasinya lumayan lama. Ternyata ia bernyanyi untuku, sembari memainkan gitarnya.
"Lagiii." pintaku pada Dilan.
| voice note | /1:06/
minggu, 27 september 2020
Keesokan harinya Dilan agak sedikit cuek dari biasanya, tapi aku tidak terlalu mempermasalahkannya. Karena ku pikir, dia memang sedang tidak punya banyak waktu saja untukku. Tapi aku mengerti, karena setiap manusia memiliki urusan sendiri.
| di chat |
"Maaf ya, bby." pintanya padaku.
"Kalo aku agak cuek, lagi banyak kerjaan soalnya." jelasnya, melanjutkan.
Itu alasan kenapa aku berusaha untuk mengerti. Karena aku paham betul, kalo dia sayang aku, dia pasti seberusaha mungkin menyempatkan waktu untukku.
Dan benar, dia sayang.
1.20 PM
| di chat |
"Bby."
| voice note |
["Jangan rindu ya, berat."] -Kin.
["Nanti aku telepon."] -Kin.
["Nanti kita teriak-teriak!"] -Kin.
["Eh, gajadi deh. Nanti dimarahin mama. bising soalnya"] -Kin.
["Pokoknya bby jangan lupa makan, jangan lupa minum."] -Kin.
["Oiya, by. Sholat juga jangan lupa! kalo lupa bahaya. Bahaya, iya bahaya."] -Kin.
["Bby, bby pasti rindu kan, terus pas denger voice note ini, bby senyum-senyum sendiri. Hayolohh."] -Kin.
Ingin sekali ku jawab, "ko tau?! iya aku rindu, dan benar lagi senyum-senyum sendiri." Tapi tidak ku lakukan, Aku melanjutkan mendengar voice note selanjutnya.
["Bby tau ga? kalo lidah kita keluar, kita gabisa ngomong"] -Kin.
Entah aku yang bodoh, atau gimana, gangerti. Iya, aku mencobanya dengan kepolosan ku yang memalukan. Sembari mendengar voice note selanjutnya.
["Terus sekarang bby lagi coba. goblok!"] -Kin.
Aku ketawa mendengarnya, menertawakan diriku karena bodoh, terlalu polos.
["Dan sekarang, bby lagi ngetawain diri bby sendiri. Ckk.. ckk.. ckk.. Goblok. Tapi aku sayang bby. Mwahh."] -Kin.
Ingin sekali menjambaknya hingga sebagian dari rambutnya itu rontok.
"Ih ko tau sih." gumamku dalam hati sambil tertawa.
"KURANG AJAR. HAHAHAHA." balas pesan kepada Dilan.
7.52 PM
| voice call.. | -16:2
senin, 28 september 2020
12.14 AM
| di chat |
“Bby, besok aku ujian.” ucapnya.
“Maaf ya, kalo agak sibuk.” lanjut dilan.
“Iya bby, maaf juga. semangat ya!” balasku.
“Aku bobo dulu ya, nanti kalo uda siap ujian aku call.” jelasnya, sambil mengirim stiker dilan yang sedang mengedipkan mata itu. ingat kan?hahaha.
Aku menerapkan ini pada dilan. Dia cinta, aku cinta. Dia sayang, aku sayang. Dia bahagia, aku bahagia. Dia sedih, aku sedih. Dia kecewa, aku kecewa. Jadi, jika dia salah, maka aku pun salah. Dan kita harus bisa perbaiki sama-sama. Berdoa dan ikhtiar supaya kedepannya lebih bahagia.
“Aku sayang, bby. Sabar terus ya.” ucapnya.
“Sayang juga, by. aamiin, insyaAllah.” balasku.
“Makasi ya, by. Bby pasti kuat.” katanya.
Gemeshhh banget woyy bby aku, haduu maw meninggoy.
12.42 AM
“Bby.”
| missed call |
| missed call |
| voice call.. | -2:20:19
6.30 AM
“Bby.” pesanku ke dilan.
| no answer |
“Bangun, by.”
8.20 PM
| voice call.. | -56:00
Niatnya mau temenin dia bobo, karena cape katanya. Eh, aku malah ketiduran juga. hehehe.
“Bby, aku kebangun.” kataku.
| voice note |
[“Ih kebo, ikut-ikutan tidur.”] -Kinn.
[“Sama aku juga kebangun. aku pas kebangun langsung bikin tugas.”] -Kin.
[“Ih biarin, blee.”] -Rain.
[“Terus sekarang uda kelar tugasnya?.”] -Rain.
[“Iya, ini uda kelar.”] -Kin.
selasa, 29 september 2020
12.11 AM
| di chat |
“Bby, aku sendirian.”
“Gabisa bobo, gabut, uda bosen gatau mau ngapain.”
“Bby lagi apa?”
“Sebentar.” jawab dilan.
| voice call.. | -55:12
| voice call.. | -1:12:19
Paginya dia ujian, dan malamnya dilan mengirim voice note untukku. Yang isinya..
| voice note |
[“PROKLAMASI.”] -kin.
[“Hari ini, di tempat, tanggal 29 September 2020, Kin dan Rain dengan penuh perasaan telah resmi berpacaran.”] -kin.
[“Hal-hal mengenai penyempurnaan dan kemesraan akan diselenggarakan dalam tempo yang selama lamanya.”] -kin.
[“Tanda tangan diatas matrainya, nanti pas ketemu.”] -kin.
Kin adalah DILAN-ku tahun 2020.
9.05 PM
| voice call.. | -43:54
Telepon nya mati, aku ketiduran saat itu. Di telepon dia bilang, bahwa telepon genggamnya sedang sakit. Aku sedih, karena aku pasti harus menunggu teleponnya pulih.
Keesokan harinya, dilan tidak ada kabar seharian, yang aku lakukan hanya menunggu kabar darinya.
rabu, 30 september 2020
| di chat |
4.24 AM
“bby.”
“Bangunn.”
“Sholat yu.”
9.03 AM
“Semangat kuliahnya ya bby.”
“Semoga ujiannya lancar.”
“Sayang bby.”
5.45 PM
“Miss.” dibarengi stiker yang menghambarkan suasana hati saat itu.
Cuma itu cara yang ku bisa, ya emang sih rindunya ga berkurang, tapi entahlah. Aku tidak tau harus berbuat apa lagi.
Keesokan harinya, di pagi hari, aku mencoba menghubunginya kembali. Ku coba telepon, tapi tidak ada jawaban.
kamis, 01 oktober 2020
6.38 AM
| no answer |
Aku bingung harus apa, hariku terasa sepi tanpanya. Aku merasa sendiri, walaupun sebenarnya hari-hari ku memang sendirian, karena dia jauh. Tapi, ah, paham kan?
10.45 AM
| di chat |
“Hai, bby.”
“Handphone ku baru bener.”
Aku yang sedang badmood saat itu, langsung senang melihat notif masuk darinya.
“Haiii sayangggg.” balasku.
“Uda bener?” tanyaku.
“Udahh.” jawabnya.
“Alhamdulillah.”
“Ga kangen?” tanya dilan
“Engga.”
Ingin sekali rasanya aku berteriak depan mukanya dan bilang, “Pikir sendiri.”.
“YA KANGEN LAAA.”
“KANGENN BANGETTTT.”
“PAKE NANYAA!!” balasku setelah itu.
Dia hanya tertawa, tapi setelah itu dia bertanya.
“Bby.”
“Kenapa by?” tanyaku.
“Seandainya aku ga balik lagi gimana?” tanya dilan.
“Gabalik lagi gimana maksudnya?” aku bertanya balik.
“Menghilang dari bumi.” jawabnya.
Aku gatau harus balas apa saat itu, 3 menit ku habiskan hanya dengan mematung. tubuh ini serasa membeku.
“Gakebayang by. Jangan bilang gitu.” balasku sambil mengirim emoticon mata yang sudah berkaca-kaca.
“Hehe, aku sayang kamu by.” katanya.
“Sayang juga.” balasku.
“Makasihh ya, by.” ucapnya.
“Makasii untuk?” tanyaku.
“Semuanya.” jawabnya.
“Iya, makasii juga.”
“Jangan tinggalin aku ya, by.” lanjutku.
“Ga akan, bby.” balasnya.
Malamnya dilan menelepon ku, kita berbincang sekalian melepas rindu, sekiranya 48:17 menit kita menghabiskan waktu malam itu. Kebetulan aku menemukan video percakapan milea dan dilan waktu di telepon, saat itu. Di film Milea, suara dari Dilan.
Jadi aku ingin mencoba berdialog dengan dilan. Eh, maksudnya Dilanku. Aku kirim dialognya lewat chat malam itu.
jum’at, 02 oktober 2020
4.41 AM
| voice call.. | -4:03:51
Tengah malam dilan menelepon ku, kita berbincang banyak dan tidak lupa berdialog. Setelah selesai berdialog, dilan bilang, katanya, suaraku mirip milea, emang iya?
Kita tidur bersama saat itu di telepon, sampe jam 4.41 subuh teleponnya mati. Entah Dilan yang matiin, atau kepencet aku gatau.
Paginya, Dilan bilang ingin mengantar neneknya ke puskesmas.
9.16 AM
“Bade antar ninik urang ka puskesmas dulu.” katanya.
“Mangga, hatihati ya bby.” jawabku.
12.46 PM
| missed call |
| di chat|
“Lah ko missed?uda ku angkat loh. kepencet, by?” ucapku pada dilan.
Tidak lama dari itu, Dilan meneleponku.
| voice call.. | -2:56:50
Banyak sekali yang kita bahas, entahlah, sepertinya ia tidak akan pernah kehabisan topik.
Setelah itu, Dilan tidur. Cape katanya, hm, aku sayang.
Pukul 3:53 sore, teleponnya mati, mungkin kepencet sama Dilan. Lalu ku tanya kenapa mati, ternyata dia belum bangun.
3:53 PM
“Belum bangun ya by?” tanyaku.
5.11 PM
“Udah, tadi bangun langsung nyuci.” jawab Dilan.
Kan, rajin banget. Kurang mandiri apa Dilanku ini.
6.13 PM
| dilan sent a boomerang |
“Hadiahhh.” katanya.
“Iiii gemeshhh. Kenapa?” tanyaku.
“Karenaa bby bauuuuu.” ledeknya.
“Enakk ajaa.”
“Aku uda mandii.”
“Uda cantip.” jawabku.
| voice note |
[“Pap dulu kalo uda mandi, yang cantik.”] -Kin.
| rain sent a boomerang |
“Wkwkw maskeran.” katanya.
“Ehehehe.” jawabku.
“So cute.” balasnya.
“Hahaha, really?” tanyaku.
“Iya, serius.” katanya.
Kek biasa aja, padahal aslinya uda guling-gulingan karena salting, hahahaha.
sabtu, 03 oktober 2020
12:20 AM
| voice note |
[“Happy national boyfriend day, bby.”] -Rain.
[“Hahaha iya, hari ini hari boyfriend sedunia ya? hahaha.”] -Kin.
[“Iya, hahaha.”] -Rain.
1.20 AM
| voice call.. | -8:26
Dilan mengajakku untuk berdialog malam itu, dialog Dilan dan Milea di film dilan 1990 yang bilang aku sayang kamu.
Tapi lewat voice note.
| voice note |
[“Kalo kamu bilang aku sayang kamu juga boleh.”] -Kin.
[“Hah?bilang kesiapa?”] -Rain.
[“Ke aku!”] -Kin.
[“Kamu duluan!”] -Rain.
[“Ke siapa?”] -Kin.
[“Ke aku lah!”] -Rain.
[“Bilang apa?”] -Kin.
[“Bilang aku sayang kamu.”] -Rain.
[“Yahhh, di duluin.”] -Kin.
Rasanya aku seperti benar-benar menjadi Milea sejak bertemu dengan Dilan, Dilanku.
Bahagiaku sederhana, apalagi sama kamu, Kin.
Pukul 3:26 AM Dilan menghubungiku.
| di chat |
“Bby.”
“Udah bobo ya?” tanya Dilan.
| voice call.. |
Kita berbincang banyak hal, dan tidur bersama di telepon menjadi kebiasaan kami.
Entah kenapa, aku mimpi yang aneh, mimpi buruk.
12.01 PM
| di chat |
“By, btw tadi aku mimpi buruk. Tentang kamu, tentang kita.” ujarku.
“Mau bilang itu aja, sumpah sebenernya mau cerita, sedii banget yaAllah nangis.” lanjutku sambil mengirim emoticon nangis.
“Tapi gabole cerita.” lanjutku lagi sambil mengirim emoticon mata yang sudah berkaca-kaca.
“Kenapa ga boleh?” tanya Dilan.
“Kita kenapa?” tanyanya lagi.
“Ada hadist yang menyebutkan, kalo mimpi buruk sebaiknya tidak diceritakan.” jelasku padanya.
“Sakit kepala dari tadi, kepikiran mimpi, hm.” kataku.
“Iya mimpinya gimana, by?” tanya dilan.
“Aku pesen aja sama kamu, aku orangnya paling gasuka dibohongin. Makanya aku sebisa mungkin jaga diri aku supaya gabohong ke orang lain. Alesannya, karena kalo uda sekali bohong pasti keterusan. terus juga, kalo akarnya aja uda bohong pasti banyak cabang yg terbentuk dari bohong itu sendiri. Aku pegang janji kamu, aku percaya banget sama kamu, jadi tolong dijaga ya?jangan buat aku kecewa atau bahkan ngehianatin aku. Iloveusomuch.” jelasku pada Dilan.
“Iyaaa baaweelll.” gemas dilan padaku.
“Tenang aja ya, sayang.” lanjutnya.
“Malu ga by punya bini cengeng?wkwk.” candaku.
“Senang, tandanya kamu sayang.” jawabnya.
Percayalah, senyumku tak tertahankan kala itu.
| Kin sent a video |
Dilan mengirimkan ku video hitam yang berisi suaranya dengan backsond The Panasdalam Bank - Dan Bandung.
[“Hai kamu, orang spesial di hidupku. Terima kasih ya, karena kamu sudah mau menjadi salah satu hal terbaik yang saat ini ku punya. Aku bangga bisa memilikimu. Aku pun merasa beruntung dan bahagia akan hal itu. Sekali lagi, terima kasih ya. Terima kasih, karena kamu telah sudi menjadi pelangi yang indah untukku.”] -Kin.
Entahlah, yang tadinya suasana hatiku tidak baik-baik saja, pikiranku sangat riuh, penuh tanya apa arti mimpi ku sebenarnya, Dilan berhasil memperbaikinya.
Aku merasa jadi manusia paling bahagia di dunia. Kalopun engga, paling tidak, jadi manusia paling bahagia se-Asia. Minimal, se-Indonesia deh.
| di chat |
“Aaaaa mau pelukkkk.” ujarku sambil mengirim emoticon mata yang sudah berkaca-kaca.
“Sayang bangetttt sama bby.” lanjutku barengan dengan emoticon nangis.
“Ulu uluu, jangan mikir aneh-aneh lagi ya, by.” ujar Dilan.
“Iya bby, makasii ya.” balasku.
“Sama-sama sayang.” jawabnya.
Kin, Rain sayang. gini terus ya, Kin?
Aku tau setiap orang pasti berubah. Tapi, setiap orang dapat memilih, ingin perubahan lebih baik atau perubahan yang lebih buruk. Semoga, kita bisa lebih baik kedepannya, lebih bahagia lagi dari ini.
Malamnya, aku ketiduran dan kebangun jam 10-an. Aku memimpikannya lagi, dengan cerita yang berbeda. Aku makin ga ngerti.
Tapi lagi-lagi, Dilan berhasil meyakinkanku.
minggu, 04 oktober 2020
Tengah malam dilan meneleponku, menjalani kebiasaan kami tiap malam.
| voice call.. |
Kurang lebih 8 jam-an kita teleponan, dari bangun sampai bangun lagi.
| di chat |
“Keknya aku sakit deh, by.” ujarku.
Aku perasa, jadi kalo aku kurang sehat, pasti kerasa.
“Ko bisaaa.” balasnya.
“Dikit doang, by. Gapapa.” jelasku.
Sebenarnya, aku sakit karena mimpi. Pikiranku kacau, hatiku tak karuan, Kin. Aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Dari pagi sampai sebelum kamu kirim video, aku terus memikirkan mimpi itu.
4.11 PM
| voice call.. | -1:57:55
Sorenya dilan meneleponku. Tiap harinya dilan pasti menelepon ku, minimal sekali tapi pasti meneleponku.
Entah benar atau tidak, menurutku dilan lebih menyukai mengobrol. Lebih baik telepon meski banyakan tidurnya dan ngobrolnya cuma sejam, dibanding chatan 24/7.
Dan lagi-lagi, aku suka.
6.11 PM
Aku dan dilan sedang berbincang, sampai dimana aku membalas, “oalaa.” saja.
“Ko beda?” tanya Dilan.
“Hah?apanya by?” tanyaku bingung.
“Jutek. dahlah.” jelasnya.
Aku langsung tertawa membacanya, Dilanku lucu, gemeshh.
“Hahahaha, gemeshh banget sii.” jawabku.
“Masa aku gabole jutek, kamu bole.” candaku.
“Engga by, itu gajutek ko sayangggg.”
“Ya Allah laki gue gemeshh bangetttt.”
Dilan salalu memperhatikan apapun, termasuk hal-hal kecil tentangku. Dia tau aku, dia hapal aku bagaimana.
Malamnya, seperti biasa, Dilan meneleponku. Awalnya baik-baik saja, sampai pada akhirnya, Dilan bicara seperti ini padaku.
| di call |
“Aku mau pergi. Aku gabaik buat kamu, by. Kamu cari cowo lain aja.”
lalu mematikan teleponnya.
Air mataku tak tertahan, aku lemah soal itu. Aku meneleponnya kembali, tapi tidak dijawab. Lalu dia chat, bilang kalo dia mau tidur.
“By.”
| no answer |
“Angkatt.” suruhku.
“Mau tidur.” balasnya.
“Ahhh gamauuu. Biasanya juga tidur bareng.” mohonku.
“Selamat malam.” ucapnya.
Setelah itu aku langsung meneleponnya lagi, dan diangkat. Ternyata dia hanya bercanda. Padahal bantalku sudah basah seperti sedang kebanjiran.
Aku kesal, bukannya berhenti, malah makin deras nangisnya.
“Ga lucu bercandanya.” ucapku sembari menangis.
“Iya by, maafin aku. Aku panik, aku takut banget kamu nge-iyain. Aku takut kamu beneran lepasin aku. Ternyata kamu malah nangis.” jelas Dilan padaku.
Aku tidak membalas satu katapun, yang ada aku hanya menangis kejer.
“Udah by, jangan nangis. Aku minta maaf, ya? iya janji, ga gitu lagi bercandanya. Janji.” bujuknya.
“By, inget ini, kemungkinan kita pisah ada dua, aku gaakan pergi ninggalin kamu, kecuali dua kemungkinan, kamu yang tinggalin aku, dan kamu ngeduain aku atau buat aku merasa sangat kecewa.” jelasnya.
Hatiku tenang mendengarnya, aku percaya padanya. Setelah itu, seperti yang sering kami lakukan, kami tidur bersama malam itu. Paginya, koneksi internet Dilan kurang stabil, jadi teleponnya mati.
senin, 05 oktober 2020
7.33 AM
| di chat |
“Bby.”
“Kenapa sayanggg?” balasku.
“Jangan lupa sarapan.” ujar dilan.
“Semangat sekolahnya.” lanjutnya.
“Siap kapten, laksanakan!” jawabku.
“Kabarin kalo uda. Jangan ngilang.” lanjutku.
Beberapa menit setelah itu, Dilan meneleponku, tidak lama.
| di call |
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.” ucapku.
“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh, gitu aja?” tanyanya.
“Ulang.” suruhnya
“Yauda iya ulang.” ucapku sambil tertawa kecil.
Ia lalu mematikan teleponnya dan meneleponku kembali.
| di call |
“Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, sayang.”
“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh, sayang.” jawabnya.
“Jangan rindu, berat. Kamu ga akan kuat, biar aku saja.”
Aku hanya tertawa kecil. Lalu ia pamit mengerjakan tugas.
4.17 PM
| di chat |
“Aku mau kita beriringan, by.” ujarku.
“Bukan kamu yang di depan, atau dibelakang.”
“Aku maunya saling, dalam hal apapun.” lanjutku.
“Aku aja yang di depan.” jawabnya.
“Aku tahan banting.”
“Aku pelingdungmu, bby.”
“Jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu.”
“Kenapa? nanti orang itu akan hilang?” tanyaku.
“Ga cuma hilang.” jawabnya.
“Nanti orang itu akan jadi kuyang.”
Aku tertawa mendengarnya.
“Yauda ya, aku nugas dulu.” katanya.
“Iya bby, aku sayang banget sama bby.”
“Aku juga.”
“Semangat nugasnya.”
“Iya.”
“Jangan lupa maem.”
“Okehh, bye.”
“Awas aja sampe ga maem. bubye.”
“Iya ih.” jawabnya.
“Bawel banget woy.”
“Jangan bawel-bawel.”
“Bikin rindu aja.” lanjutnya.
“Hahaha, biarin. ble.” aku meledek.
“Ahhhh dasarr.” katanya.
Keesokan harinya, kita menjalankan hari dengan biasanya, Dilan meneleponku berjam-jam.
rabu, 07 oktober 2020
5.39 PM
“Mandi.”
“Siap-siap magrib.”
“Habis itu maem.”
“Awas aja ga maem.”
“Ku sunn.”
“Ga dehh, males kalo ga maem.” ujarku.
“Maem.”
“Udah maem.”
“Sunn woy.”
“Sunnn.”
“Ga mau tau.”
“Sunnnnn.”
“Woyyy sunnn.” balasnya.
“HAHAHA, GEMESHH.” jawabku.
| voice note |
[“Mwahhh!”] -Rain.
[“love u bby!”] -Rain.
Hari-hari berjalan dengan biasanya, kita lebih banyak menghabiskan waktu bertelepon. Karena, satu-satunya cara agar komunikasi kami lancar, ya hanya itu.
Sampai waktu dimana Dilan hilang sinyal.
| di chat |
“Bby.”
“Hilang sinyal.”
| missed call |
“Tidur yaaaa?”
“Mimpi indah.”
“Yahh hari ini ga bobo bareng.” sambil mengirim stiker nangis.
Lalu dilan meneleponku. Benar, aku memang sudah tidur saat itu. Tapi ga mudah untuk tidur, paham kan? karena sudah terbiasa, jadi seperti ada yang hilang. Beda aja, lebih sunyi, merasa sepi dan sendiri.
Tapi aku mengangkat teleponnya, karena telepon ku berdering.
Kurang lebih, setengah jam kemudian, teleponnya mati. Mungkin kepencet. Dia sudah tidur, aku pun sama. Tapi terdengar kalo teleponnya mati, jadi aku kebangun.
| di chat |
“Ko dimatiin, by?” tanyaku.
“Kepencet ya?”
| no answer |
“Yauda deyy ndapapa.” sambil mengirim stiker pasrah.
“Sikeeee.”
“Ndamauuuu.”
| no answer |
“Sekali lagi deh, kalo gadiangkat juga gapapa. Kasian kamu kalo di ganggu.” sambil mengirim stiker nangis.
| no answer |
“Sekali lagi dehh.”
| no answer |
“Yauda gapapa, nanti call aja ya by kalo uda bangun.”
jum’at, 9 oktober 2020
Malam hari kita bertelepon seperti biasa.
11.37 PM
| voice call.. | -5:18
| di chat |
“Ko mati.” tanya Dilan.
“Lah kamu.” jawabku.
Aku memang tidak tau kenapa teleponnya bisa mati, jaringanku lancar-lanjar saja. Ku pikir kepencet sama Dilan atau entahlah.
“Ga ada niatan call lagi kah?” tanyaku.
| no answer |
“Ngilang aja terus, kek apaan tau.”
Sebetulnya itu bercanda, dengan nada konyol dan manjaku.
| no answer |
“Yauda, gapapa. Kalo cape istirahat aja ya by.”
“Selamat malam.”
Beberapa menit kemudian, Dilan meneleponku. Aku yang susah tidur malam itu, mengangkat teleponnya.
Dilan bilang, dilan agak kecewa dengan perkataanku. Katanya, ia tidak suka di kekang. Dan dia menjelaskan, bahwa ia tidak akan kemana-mana.
“Aku gabermaksud mengekang Dilan, aku hanya mengungkapkan bahwa aku rindu. Posisinya lagi call terus tibatiba mati, dan kamu hilang gitu aja. Tapi sudah ku bilang, tidak apa-apa. Bahkan aku menyuruhmu untuk istirahat kalo memang kamu cape. Maaf bila aku salah.” gumamku dalam hati.
Sebetulnya aku ingin bilang padanya, kalo aku gaada maksud buat mengekang, aku cuma mau mengungkapkan kalo aku rindu. Aku gapernah larang dia ko, gapernah nuntut dia apapun, mau ngapain juga itu hak dia, aku paham. Yang aku heran, emang susah ya ngabarin? karena menurutku, ngabarin aku gaperlu waktu berjam-jam. Sekedar bilang “bentar.” juga aku mengerti.
Aku juga percaya sama dia, kalo dia gaakan pergi tinggalin aku. Tapi bukan itu yang ku maksud.
Aku paham, kamu gasuka di kekang, paham banget. Tapi pintaku, jangan jadiin itu sebagai tameng.
Aku gamau jadi Milea, yang suka ngekang Dilannya. Aku juga gamau seperti mereka, yang kalo ada masalah gapernah di diskusiin, atau bahkan sekedar bertanya.
Aku maunya saling ngerti. Aku ngerti dia, dia pun ngerti aku, bukan cuma aku yang ngertiin, ataupun sebaliknya.
Aku sayang dia. Aku ga mau ending dari cerita kita sama seperti Dilan dan Milea.
tapi tidak, seakan bibirku tidak bisa bicara selain mengiyakan perkataan dilan, lalu meminta maaf padanya. aku mencoba mengerti, mungkin aku memang salah.
Tapi aku minta maaf, mungkin emang cara aku salah, makanya dia sampai tidak paham apa yang aku maksud.
Di telepon, kita berbincang, sampai akhirnya dia tanya, “Kalo aku ninggalin kamu gimana?” dan ku jawab, ”Kamu mau? kalo kamu mau, ya tidak masalah.” dan menambahkan candaan, “Kan kamu ga suka di kekang.”.
Lalu ia bilang aku beda dari biasanya dan mematikan teleponnya. Dia mengechatku dan bilang bahwa candaanku tidak lucu.
Aku meneleponnya lagi, tapi tidak di angkat. Telepon kedua dariku, diangkat olehnya. Lalu ku jelaskan, bahwa itu benar bercanda. Lalu meminta maaf.
“Aku minta maaf kalo emang keterlaluan. Tapi kalo boleh jujur, aku kurang suka cara kamu yang langsung pergi tinggalin aku, matiin telepon nya gitu aja.”
“Aku paham kalo kamu gasuka bercandanya aku yang keterlaluan. Dengan kamu bilang, itu galucu aja aku uda ngerti. Kamu inget, berapa kali bercanda kamu keterlaluan? iya by, aku kesal, tapi aku coba ngerti kalo itu emang bercanda.”
“Aku ga ninggalin kamu kan? karena kamu udah ngejelasin kalo itu bercanda.”
Tidak hey! itu hanya ucapku dalam hati. Aku tidak ingin dilan merasa kecewa, jadi lagi-lagi bisaku hanya bergumam dan mengiyakan.
Setelah itu, dia bilang ingin bermain game. Lalu aku mengiyakan.
2.16 AM
| di chat |
“Bby nanti sebelum bobo, aku call. Masih mabar.” sembari mengirim gambar kawannya.
“Eza chat bininya juga.” jelasnya padaku.
Aku menunggunya malam itu, tapi tak kunjung menelepon, sampai akhirnya aku ketiduran. Lalu membuka chatnya.
“Alhamdulillah, aku pikir kamu telepon semalam. Aku ketidran, takut kamu marah, hm.”
“Aku takut kamu kecewa, gapapa kalo aku yang kecewa, asal jangan kamu.” jelasku.
“Ahahaha Dilan banget ga tu.” lanjutku.
Sewaktu dia bangun, dia menjelaskan, katanya mati listrik. Jadi, sinyal hilang, makanya tidak meneleponku. Aku mengerti.
Malamnya, dia bilang ingin nongkrong berasa kawan-kawannya, aku mengiyakan, dan tidak lupa menturuhnya agar hati-hati di jalan. Dia jelaskan bahwa ia pergi dengan Eza malam itu.
Tidak lama setelah itu, dia mengirim voice note.
| voice note |
[“Mwahhh!”] -Kin.
“Mwahh!” balasku.
“Ga hujan by disana?” tanyaku.
[“Engga.”] -Kin.
“Oalaaa, yaudaa.”
[“Kamu jangan lupa makan”] -Kin.
[“Jangan lupa minum juga”] -Kin.
[“Nanti lapar, juga haus”] -Kin.
[“Oiya, jangan lupa buang air. Nanti sakit perut”] -Kin.
“Ahahahaha, iya.”
“Kamu juga, jangan lupa makan sama minum.”
“Jangan lupa napas juga.” balasku.
“Siap laksanakan.” jawabnya.
“Lupa napasss, help.” lanjutnya.
“Hehh, jangan dong.” kataku.
[“Masih untung di ingetin, jadi ga lupa napas.”] -Kin.
katanya sambil menghela napas.
“Hahaha, ku ingetin terus, biar ga lupa.” jawabku.
[“Iya, keren banget kamu bisa ingetin. Coba tadi kalo kamu ga ingetin, mungkin aku sampai rumah ga napas.”] -Kin.
Aku hanya tertawa.
Malamnya, seperti biasa, ia meneleponku, tidak lama. Lalu pamit untuk bermain game. Dia bilang, katanya akan meneleponku sebelum tidur.
minggu, 12 oktober 2020
9.18 AM
| missed call |
| voice note |
[“Aku ngantuk kali loh ini by, aku telepon kamu, kamu ga angkat. Duhh, kemana si?”] -Kin.
[“Ini aja kebangun, gara-gara lupa telepon kamu. Pas bangun, liat jam, udah jam sembilan. Duhhh kemana si by.”] -Kin.
| missed call |
Sebenarnya aku kesal, dan ingin sekali rasanya ku jawab terus mengomel, bahwa aku sudah menunggunya hingga habis subuh. Tapi tidak ku lakukan. Tak apa aku yang kecewa, asal jangan dia.
Karena sudah terbiasa tidur bersamanya, malamku terasa sepi bila dia tidak ada. Jadi susah tuk tidur.
Sebetulnya aku menangis, tapi rasanya air mata enggan tuk jatuh. Mungkin karena sudah berlalu.
“Aku harus bisa ngertiin Dilan.” gumamku sembari menghela napas.
“bobo la kalo ngantuk, by.”
“ndapapa, by. hehe.” jawabku.
bersambung.
Cepet lanjutin kak🐨😁
BalasHapuslonglast kalian
BalasHapusaamiin, doain
Hapusaku baru selesai baca hiks, uwwwuuu banget ahhhhhh
BalasHapusIhhhh cuteeeeeee
BalasHapusBuat aku aja lahhh dilannyaaaaa
BalasHapusg.
HapusGemoiiiiiiii
BalasHapusLANJOETTTT
BalasHapus-Bebep sebangku
avv senengg kaliii
Hapus